Banyak orang muda yang bercerita menjadi CEO sebuah perusahaan. Terlihat mentereng, dan sambil berbangga bercerita dengan rekan rekannya yang sedang menaiki tangga karir. Itulah cerita tentang usia 20an.
Bukan berarti saya tidak demikian, dunia ini sepertinya bahkan cenderung pasti untuk berulang pada masanya. Saat ini saya melihat demikian banyaknya orang muda yang berlomba untuk menunjukkan dirinya. Tidak jauh beda pada masa saya di usia mereka. Bahkan cenderung tidak beda.
Saya tidak ingin bercerita tentang diri saya pada masa itu, namun saya ingin berbagi pengalaman saya yang pada masanya juga turut ingin sibuk meraih jenjang karir maupun kementerengan tersebut.
- Menjalani kehidupan start up, meminjam istilah masa kini tidaklah mudah. Anda perlu bersiap dengan kerja keras, ketekunan dan komitmen akan tujuan yang ingin Anda raih
- Percaya bahwa setiap masalah adalah sebuah kesempatan untuk melakukan inovasi dan diri maupun organisasi kita. Yaitu sebuah umpan balik gratis tanpa perlu membayar konsultan besar layaknya organisasi organisasi mapan
- Anda akan berada dalam lingkungan yang sepi, bisa karena ditinggalkan oleh partner anda, atau anda dalam situasi tidak memiliki partner yang mumpuni dan berkomitmen bersama dengan anda untuk berjuang menghadapi badai yang demikian menanjak tersebut, ataupun Anda sedang sendirian berada di medan juang dalam menghidupkan organisasi maupun bisnis Anda. Sedangkan mungkin teman teman Anda lainnya sedang sibuk pula meniti jalur yang mereka pilih
- Menjalanin kehidupan Startup untuk selalu merayakan setiap langkah yang berhasil dilewati. Kadang kita merasa Maksudnya apa, agar motivasi dan tenaga Anda tetap terjamin adanya.
- Belajar untuk memikirkan 3 – 4 langkah di depan layaknya sedang bermain catur. Terdengar sepele, namun bilamana kita terbiasa akan jauh lebih mudah
- Mulainya ‘early’ yaitu earning lah pengalaman itu lebih dulu. Karena cepat mengerti cepat mengalami maka akan cepat memahami. Karena bagaimanapun juga pengalaman adalah sebuah pelajaran MBA yang paling valid. Semakin banyak kita bertemu orang, istilahnya bersilaturahmi maka semakin banyak pula ilmu atau pengalaman yang bisa kita serap. Belajar dari yang lebih dulu itu penting, walaupun tidak persis sama. Namun yang lebih dahulu melakukannya pasti telah memiliki jam terbang ataupun pengalamannya. Jadi patut untuk didengar untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi saat Anda menjalankannya. Memang tidak bisa diambil seluruhnya. Kalau istilah saya meminjam konteks aplikasi komputer, copy paste edit special
- Menjadi CEO start up itu ibarat menjalankan mobil balap sembari memasang baut. Karena memang harus cepat, namun juga sembari memiliki kemampuan untuk membeli bautnya, serta memasangnya. Kecuali bila Anda sudah memiliki penyandang dana yang selalu setia untuk memberi kucuran Rupiah atau Dollar ke pada Anda. Namun akan sangat terasa bila “game’ nya akan berbeda bila demikian. Pada saat Anda meraihnya karena sebuah kerja keras dan komitmen yang kuat, maka semakin Anda akan menghargai jerih payah ataupun bersyukur akan nikmat tersebut
- Siapkan Mental, karena ini yang memang paling penting dari keseluruhan proses. Tanpa mental yang kuat serta didorong kemauan keras, maka memulai startup seakan terasa berat. Karena pada masa masa nya terdapat kondisi naik turun nya organisasi yang dipimpin atau didorong. Kuncinya jangan pernah lelah.
- Perbanyak silaturahmi, kunci kedua yang tidak kalah penting dalam menjalani kehidupan startup.