Ketakutan Tanpa Ikhtiar

0
431

Ketakutan, mungkin itu adalah hal yang selalu dimiliki oleh manusia yang memiliki emosi dan akal pikiran. Apakah itu ketakutan akan menghadapi masa depan, ketakutan akan kematian, ketakutan akan kesendirian. Pada dasarnya semua kekhawatiran manusia merupakan sebuah ketakutan yang yang hinggap pada dirinya. 

Mengapa manusia menjadi takut ? karena ia merasa tidak bisa menjalaninya. Namun kadang bila kita memutuskan untuk menjalaninya maka ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya. Karena manusia telah berserah dan ikhlas dalam menjalaninya. 

Apakah saya pernah mengalami ketakutan ? tentu pernah. Karena saya masih manusia normal. Kalau saya ingat ingat, apa saja ketakutan saya, pada masa itu saya pernah merasa takut untuk tidak naik kelas. Itu tepatnya sewaktu saya di sekolah dasar. Setiap kali masa menjelang pembagian laporan hasil belajar, selalu saja muncul perasaan tersebut. Pernah juga pada suatu masa takut dalam masalah memilih pasangan hidup, takut tidak bisa memenuhi janji orang, takut akan sebuah tanggung jawab besar, takut tidak bisa membantu orang lain, bahkan takut tidak bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan yang memberikan hasil yang maksimal. Yah, demikian banyak ketakutan yang menyelimuti diri kita sebagai manusia. 

Namun perjalanan saya selama belajar di dunia ini dengan ragam interaksinya, mengajarkan untuk ikhlas, dan berikhtiar. Saya rasa dua hal tersebut yang terbaca sangat mudah untuk diucapkan namun pada hakikatnya memiliki tantangan hati yang sangat luar biasa. Ikhlas memerlukan kombinasi perasaan dan kepasrahan kita akan hasil, bahwa sejauh jauhnya manusia bisa melangkah dan berusaha, hanyalah Sang Maha Kuasa yang memberikan persetujuan hasil akhirnya. Ikhtiar yang merupakan usaha untuk meraih atau memperoleh apa yang dikehendakinya. Dan tentu tanpa terlupakan yaitu disertai dengan doa kepada Sang Pencipta. Allah SWT.  Dan namun ikhtiar yang mendahului tanpa doa tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal pula.

Hidup itu memang unik dan sangat memberikan pelajaran, bukan mengenai apa yang kita peroleh dan kumpulkan di dunia, namun ini tentang apa yang kita pelajari selama berada di dunia. Apa yang kita pelajari tersebut adalah pembelajaran kita dalam menjalani kehidupan berikutnya setelah selesai dengan argo yang ada saat ini. Seperti awal manusia dari tanah dan akan kembali kepada tanah nya dan atas seijinnya. Allah SWT yang memiliki seluruh alam semesta ini. 

Previous articleDunia butuh rehat
Next articleSolidaritas tanpa suku, ras dan agama
Sebuah Narasi tentang perspektif dari ragam latar belakang dan tempat. Dilakukan melalui daring agar bisa menjangkau banyak sumber perspektif tanpa dibatasi oleh ruang. Sebuah perspektif yang dapat memberikan isi tanpa hilang inspirasi, sebuah narasi yang dirangkai dalam derap teknologi tanpa harus menghilangkan arti. Catatan pinggir merupakan narasi pemberi makna dalam sebuah rangkaian besar, muncul akibat terinspirasi oleh birokrasi negeri, yang tidak pernah lelah mencari jati diri. Catatan pinggir tidak melulu harus menjadi pinggiran tanpa makna, kadang bisa juga dia menjadi pengingat dari apa yang sudah terlupa. Salam Kolaborasi untuk Negeri. Tanpa Kolaborasi dan Aksi, tidak ada sebuah pembaharuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here