Solidaritas tanpa suku, ras dan agama

0
415

Solidaritas hanya dapat dialami, bukan untuk dibicarakan. Mengingat karya terakhir Glenn Fredly dalam lagu “ Kemanusiaan”

Kemanusiaan di hatimu
Kemanusiaan di fikiranku
Kemanusiaan di hatimu
Kemanusiaan di fikiranku

Covid19 mengajarkan tentang kemanusiaan, pandemik ini memberikan ruang luas kepada makhluk hidupnya untuk kembali mengerti arti kemanusiaan dalam hati, pikiran, dan juga perbuatan. 

Pandemik ini mengajarkan kita umat manusia untuk kembali mengingat jati dirinya yang tidak berdaya menghadapi sesuatu yang kecil dan tidak terlihat melalui kasat mata

Pandemik ini mengajarkan kita umat manusia untuk berbuat baik kepada lingkungan dan alam semesta

Pandemik ini mengajarkan kita umat manusia untuk saling menumbuhkan rasa solidaritas di atas rasa takut. Tanpa takut untuk membantu tanpa egoisme

Pandemik ini mengajarkan kita umat manusia untuk meneruskan kebaikan tanpa batasan suku, agama, ras, dan negara

Pandemik ini memperlihatkan kualitas kepemimpinan dari semua level administrasi, baik dari RT / RW, Lurah/Camat, Kepala Perwakilan, Kepala Provinsi dan Kabupaten, Pimpinan Perusahaan dan seterusnya. Kualitas yang dapat dilihat bukan dari kebijakan namun minimalisasi dampak dengan mempertimbangkan rasa kemanusiaan, rasa solidaritas, dan rasa menjadi menusia. 

Pandemik ini menghantarkan kita pada semua norma baru tentang solidaritas dalam segala upayanya. Karena rasa maka ada solidaritas untuk sesama, saatnya manusia menjadi berguna. Solidaritas menjadi sebuah esensi baru yang terkuak dari tabir agama.

Previous articleKetakutan Tanpa Ikhtiar
Next articleBersyukur pada waktunya
Sebuah Narasi tentang perspektif dari ragam latar belakang dan tempat. Dilakukan melalui daring agar bisa menjangkau banyak sumber perspektif tanpa dibatasi oleh ruang. Sebuah perspektif yang dapat memberikan isi tanpa hilang inspirasi, sebuah narasi yang dirangkai dalam derap teknologi tanpa harus menghilangkan arti. Catatan pinggir merupakan narasi pemberi makna dalam sebuah rangkaian besar, muncul akibat terinspirasi oleh birokrasi negeri, yang tidak pernah lelah mencari jati diri. Catatan pinggir tidak melulu harus menjadi pinggiran tanpa makna, kadang bisa juga dia menjadi pengingat dari apa yang sudah terlupa. Salam Kolaborasi untuk Negeri. Tanpa Kolaborasi dan Aksi, tidak ada sebuah pembaharuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here